Ekspedisi anggota muda MAHATVA merupakan tahap akhir dari pola pembinaan anggota muda. Dimana mereka melakukan suatu rangkaian ekspedisi ke suatu tempat yang tahap perencanaan dan pelaksanaannya diatur sendiri oleh anggota muda. Dalam kesempatan ini anggota muda MAHATVA anggkatan KALAJENGKING yang beranggotakan enam orang (Tim 1) melakukan ekspedisi ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

Tim 1 KALAJENGKING yang beranggotakan Dwika, Deviana, Afif, Wisnu, Anggita dan Fakhri (di foto dari kiri ke kanan) memilih TNGHS sebagai tempat tujuan ekspedisi mereka. TNGHS merupakan merupakan salah satu dari 50 taman nasional yang memiliki potensi biodiversity sangat tinggi. Disana juga terdapat Desa enclave Kesepuhan Ciptagelar yang unik. Desa enclave merupakan desa yang dimana masyarakat didalamnya hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya di dalam kawasan taman nasional. Latar belakang itulah yang menyebabkan TNGHS menarik perhatian untuk dikaji, dijelajahi dan dijadikan tempat tujuan Ekspedisi mereka.

Tim 1 KALAJENGKING melakukan ekspedisi dari tanggal 27 Agustus sampai dengan 3 September 2015, kurang lebih 4 hari operasi di kawasan TNGHS. Keberangkatan berawal dari Sekretariat PMPR & PG MAHATVA lalu tim menuju balai TNGHS yang berada di Kabandungan Kabupaten Sukabumi. Di kawasan TNGHS Tim berjalan melewati beberapa medan seperti perkebunan teh, hutan dan jalan setapak hingga menyusuri sungai untuk menuju Desa Kasepuhan Ciptagelar.
Ketika di lapangan tim melewati Cikaniki Research Station yang merupakan pusat penelitian berbagai macam flora dan fauna di dalam kawasan TNGHS. Hari ketiga dilapangan tim sampai di Desa Kasepuhan Ciptagelar. Disana tim disambut hangat oleh warga desa sekitar dan melakukan pengkajian serta observasi kurang lebih selama 2 hari. Tim berkunjung terlebih dulu ke ketua adat Desa Ciptagelar atau warga setempat menyebutnya Abah untuk meminta izin beraktifitas di Desa selama ekspedisi.
Disana tim melakukan pengkajian tentang pengaruh perubahan status taman nasional di desa tersebut, dari mulai observasi dan wawanacara untuk pengambilan data langsung di lapangan. Sekilas tentang Desa Kasepuhan Ciptagelar merupakan desa yang mandiri, mereka tidak banyak menerima bantuan dari pemerintah disana. Tetapi mereka memiliki fasilitas PLTA yang dibangun dari hasil tabungan mereka dan bantuan dari pihak swasta. Kegiatan pokok mereka disana yaitu bertani hal ini dikarenakan seluruh warga Desa Ciptagelar harus menanam padi disana untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Adat masyarakat Desa Ciptagelar masih sangat kental, budaya gotong royong terlihat dari aktifitas mereka sehari – hari dalam berkegiatan. Ketika musim tanam, wanita di desa itu membuat makanan dan minuman untuk pria yang berkegiatan di sawah. Cuaca disana sangat sejuk, didukung oleh pemandangan yang indah oleh hamparan sawah dan bentangan pegunungan membuat tim ingin berlama-lama di Desa Ciptagelar.
Setelah data dirasa cukup, tim kembali melakukan perjalanan untuk pulang menuju Balai TNGHS yang merupakan titik akhir dari rangkaian ekspedisi mereka. Sesaimpainya di Balai tim beristirahat sejenak, menuggu transport untuk menjemput mereka dan pulang kembali ke Sekretariat PMPR & PG MAHATVA Fakultas Pertanian UNPAD. Banyak sekali pelajaran dan pengalaman yang tim dapatkan selama disana, sepulang dari ekspedisi tim mengolah data hasil perjalanan mereka selama dilapangan baik operasi maupun kajian untuk dibuat laporan dan dibukukan.

id_IDIndonesian