Prof Dr. Syukur memberikan sambutan sebagai Ketua PERIPI Pusat

Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia Komisariat Daerah (Komda) Jawa Barat dan Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Padjadjaran (Unpad) menyelenggarakan Seminar Nasional pada tanggal 21 Maret 2023 di Bale Sawala, Unpad untung menyediakan ruang diskusi terkait isu pentingnya sumber daya genetik dalam pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia. Seminar ini diselenggarakan secara hybrid dan dikuti oleh 25 peserta daring dan 172 peserta luring, sehingga total peserta sejumlah 197 peserta. Peserta seminar ini berasal dari 18 daerah kabupaten/kota diseluruh Indonesia, meliputi Bandung, Bangka Belitung, Banyumas, Bogor, Jakarta, Jember, Kupang, Lampung, Makassar, Manado, Padang, Pekanbaru, Pontianak, Purwokerto, Serang, Subang, Sumedang, dan Tanggerang.

Dr. Ade Ismail melaporkan penyelenggaraan Seminar Nasional PERIPI Komda Jabar

Acara seminar dikemas menarik dengan menyajikan 2 keynote speakers, 7 invited speakers, 68 oral speakers dan 5 penampil poster. Dua keynote speaker pada seminar kali ini memiliki rekam jejak mumpuni sebagai Guru Besar Pemuliaan Tanaman, Faperta, Unpad yakni Prof. Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan, Ir., M.Sc. Agr, dan Prof. Dedi Ruswandi, Ir., M.Sc., Ph.D. Tujuh invited speakers yang handal merupakan praktisi di berbagai perusahaan nasional dan multinasional, yakni Dr. Azis Natawijaya S.P., M.Si. (Owner of PT. Benih Sumber Andalan, Fitotech Agri, Head of Tissue Culture & Seed Production, PT. Bumitama Gunajaya Agro), Dwi Asmono, Ir., M.S., Ph.D. (Director of Research and Development PT. Sampoerna Agro Tbk.), Nurul Hidayati, Ir., M.Si. (Direktur CV. Nusa Heulang), Ir. Ayub Darmanto (Managing Director of PT. Primasid Andalan Utama), Ir. Asep Harpenas (Director of Research and Development PT. East West Seed Indonesia), dan Syarfin Firdaus, Ph.D. (Research Scientist of Corteva). Ragam pengalaman, sudut pandang dan basis keilmuan dari para pembicara tersebut diyakini dapat saling mendukung pembagunan pertanian berkelanjutan di Indonesia di masa kini dan masa depan. Dari diskusi  dengan para peserta yang antusias, terpetik harapan PERIPI kepada pemerintah sebagai regulator sumber daya genetik (SDG:  tanaman, ternak, ikan, hutan, dan biota prespektif) agar tata kelola SDG diperhatikan, dan pendanaan riset SDG untuk pemuliaan agar diprioritaskan, serta regulasi terkait pengelolaan sumberdaya hayati bisa segera dituntaskan.

Prof Agung Karuniawan, sebagai seorang akademisi, meyakini bahwa pembangunan pertanian berlanjutan dapat terwujud di Indonesia dengan strategi kolaborasi lintas sektor dalam pemanfaatan sumber daya genetiknya. Indonesia diberkahi sebagai negara mega-biodiversitas dengan keberagaman sumber daya genetik flora dan fauna yang tinggi. Beragam jenis tanaman memiliki nilai langsung dan tidak langsung dalam perspektif kemanfaatan bagi manusia dan lingkungan. Meskipun sebagian kekayaan flora tersebut sudah dibudidayakan secara komersial, sebagian lainnya masih belum dikelola dengan baik, dikenal sebagai neglected crops atau underutilized crops. Bunga telang (Clitoria ternatea) merupakan salah satu contoh underutilized crop yang dijadikan objek riset. Ilmuwan botani terkenal Nikolai Vavilov mencatat Indonesia sebagai center of diversity dari beberapa  tanaman, termasuk bunga telang. Tanaman bunga berwarna menarik ini dapat digunakan sebagai bahan pewarna alami untuk industri makanan, minuman dan kosmetik. Hal ini menandakan pentingnya komoditas bunga telang di bidang pangan, kesehatan, farmasi hingga kecantikan. Tanaman telang memiliki bunga dengan variasi warna biru, ungu dan putih, kelopak berbentuk corong, dan mahkota berbentuk kupu-kupu.

Sebagai tanaman multi guna, sumber daya genetik bunga telang perlu dikelola dengan baik agar dapat dimanfaatkan secara optimal bagi manusia. Manajemen sumber daya genetik bunga telang bukan merupakan suatu hal yang mudah, namun Unpad mengupayakan yang terbaik dan berkolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan hal tersebut. Beberapa tantangan yang ditemukan dalam proses manajemen sumber daya genetik bunga telang adalah (i) tingginya keragaman fenotipik dalam spesies bunga telang yang telah dikoleksi dari berbagai wilayah Indonesia; (ii) rendahnya viabilitas benih bunga telang double petal; dan (iii) inkonsistensi jumlah petal dan warna mahkota bunga walau sudah dilakukan pemurnian selama 5 generasi. Untuk mengatasi hal tersebut, Unpad dan mitra telah melakukan kajian pre-breeding, dan juga pertukaran materi genetik dengan United States Department of Agriculture (USDA), serta program pembentukan populasi melalui persilangan terarah.

Dewasa ini, bunga telang sudah mulai dibudidayakan pada skala rumah tangga dalam bentuk home garden, sehingga bahan tanamnya sudah mulai diperjualbelikan secara terbatas dalam komunitas penggemarnya. Selain untuk pemenuhan bahan tanam, pengembangan bunga telang merupakan langkah untuk menjawab peluang pasar, karena bunga telang dihargai tinggi di pasar internasional sebagai pewarna alami untuk industri minuman dan makanan. Salah satu mitra utama dalam eksplorasi dan pemanfaatan kembang telang adalah Sensient Color Inc. USA, yang mendanai koleksi dan riset dasar (studi biologi, agronomi, dan breeding) serta riset terapan (food science) selama 5 tahun terakhir secara berkesinambungan. Penelitian ini juga bermitra dengan Universitas Khairun Ternate dan BRIN, yang melibatkan banyak mahasiswa S1, S2, dan S3. Selain bunga telang, beberapa sumber daya genetik tanaman lainnya dapat digunakan sebagai bahan pewarna meliputi ubi jalar ungu (Ipomean batatas L.), kunyit (Curcuma longa L.), kesumba keeling (Bixa orellana L.), cabe (Capsicum annuum L.), safflower (Carthamus tinctorius), lobak (Raphanus sativa L.), wortel hitam dan jingga (Daucus carota L.), bit merah (Beta vulgare L.), dan anggur (Vitis vinifera L.). Ragam tanaman pewarna alami tersebut perlu dikelola dengan baik berbasis kolaborasi multi sektor. Kolaborasi diyakini sebagai suatu keniscayaan untuk riset, konservasi, dan pemanfaatan sumberdaya genetik tanaman guna pengembangan pertanian berkelanjutan.

Pembangunan pertanian berkelanjutan dari masa lalu, masa kini hingga masa depan juga menjadi tujuan diskusi dari topik yang diusung oleh Prof Dedi Ruswandi dengan penekanan pada aspek pentingnya pemahaman terhadap interaksi antara sumber daya alam, manusia, dan budaya yang membentuk agro-ekosistem yang unik dan beragam. Beberapa contoh unik agro-ekosistem antara lain: agro-ekosistem padi subak di Bali, agro-ekosistem ubi Cilembu di Sumedang, agro-ekosistem teh Rancabali di Bandung, agro-ekosistem jagung Jawa Timur, agro-ekosistem ubi Cilembu Sumedang, agro-ekosistem sawit Riau, agro-ekosistem  padi rawa Kalimantan, agro-ekosistem padi sawah Karawang, dan agro-ekosistem kentang Pangalengan. Petani dan pemulia tanaman berperan besar dalam membangun agro-ekosistem Indonesia. Berkat agro-ekosistem yang unik tersebut, Indonesia diyakini dapat menjadi sentra produksi pertanian untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan dunia. Keanekaragaman agro-ekosistem tersebut merupakan ‘hidden gem’ yang perlu dimanfaatkan secara arif bagi masa depan pengembangan pertanian. Sayangnya pemanfaatan keanekaragaman agro-ekosistem seringkali tersandung beberapa kendala seperti perubahan iklim global dan konversi lahan pertanian.

Perubahan iklim global menyebabkan fenomena la nina dan el nino yang menyebabkan kemarau dan kebanjiran serta co-evolusi hama dan penyakit tanaman yang pada akhirnya menurunkan sampai dengan kegagalan hasil tanaman. Konversi lahan produktif pertanian menjadi lahan industry, infrastruktur dan perumahan/perkantoran menjadikan pertanian berpindah ke lahan marginal dan kehutanan. Peran pemuliaan tanaman masa kini dan masa yang akan datang menjadi lebih penting. Varietas baru tanaman yang dikembangkan melalui program pemuliaan tanaman harus stabil dan adaptif pada agro-ekosistem yang berubah secara ekstrim supaya ketahanan pangan nasional dapat terjaga. Singkatnya, penjagaan terhadao agro-ekosistim tradisional dan peningkatan agro-ekosistim modern diyakini dapat mencapai ketahanan pangan nasional dan global.

Selain diskusi tentang sumberdaya genetik, pemuliaan tanaman dan ketahanan pangan, acara ini juga disukseskan oleh pagelaran pameran produk pertanian, pemberian apresiasi (awarding), dan kongres PERIPI Komda Jabar. Pameran dimeriahkan oleh produk-produk sponsorship dan juga UMKM lokal, mulai dari BMSF Bringkas, Oyoh Jengol, Jus Buah, Vuazka Coffe, Pelita Desa, PT. Sinkona Indonesia Lestari, PT. Science Werke, PT. Primasiid, PT. Corteva, dan PT. EWSI. Apresiasi diberikan kepada : (i) Dr. Azis Natawijaya sebagai Pemulia Muda Produktif Kategori Tanaman Hortikultura dan Perkebunan; (ii) Dr. Haris Maulana sebagai Pemulia Muda Produktif Kategori Pengembangan Keilmuan; (iii) Dr. Arya Widura Ritonga sebagai Pemulia Muda Produktif Kategori Tanaman Pangan; (iv) Prof. Hengky Novarianto sebagai Best of Oral Presenter; dan (v) Rifat Fadhilah sebagai Penampil Poster Terbaik. Kongres PERIPI Komda Jabar yang dipimpin oleh Dr. Suseno Amien menyepakati terpilihnya kembali Prof. Dr. Sc. Agr. Agung Karuniawan Ir., M.Sc. Agr, sebagai Ketua PERIPI Komda Jabar periode 2023-2027. Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Syukur (Ketua PERIPI Pusat) mengapresisasi PERIPI Komda Jawa Barat sebagai salah satu Komda yang berkinerja aktif dan taat azaz. Selain itu, Prof Syukur juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dan penggunaan media sosial untuk mempromosikan laporan kinerja dan bahan penyusunan rencana kinerja mendatang. Dukungan PERIPI Pusat diberikan kepada semua Komda untuk dapat membina anggotanya dalam pelepasan varietas, sehingga sumber daya genetik dapat terjaga dan bermanfaat bagi pembangunan pertanian berkelanjutan, selaras dengan tema seminar kali ini.

Serangkaian acara seminar ini dapat disaksikan ulang secara asinkronus pada tautan youtube berikut https://www.youtube.com/watch?v=ZKU-EdAfIPY. Berita terkait via kanal media UNPAD tersedia pada tautan berikut https://www.unpad.ac.id/2023/03/pakar-unpad-indonesia-punya-banyak-underutilized-crop-tapi-bernilai-ekonomi-tinggi/. Kesuksesan penyelenggaraan seminar ini tidak mungkin dapat diraih tanpa bantuan moril dan materil dari Universitas Padjadjaran, PERIPI Pusat, dan para sponsorship seperti PT. Benih Sumber Andalan, Fitotech Agri, PT. Bumitama Gunajaya Agro,  PT. Sampoerna Agro Tbk, CV. Nusa Heulang, PT. Primasid Andalan Utama, Crof  Life Indonesia, PT. Syngenta Indonesia, PT. East West Seed Indonesia, Corteva Agriscience, PT. Sinkona Indonesia Lestari Selensia, Pelita Desa Nursery, Kanal Media Unpad, dan PT. Al Ma’soem. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT dan diberikan jalan untuk saling berkolaborasi membangun pertanian berkelanjutan berbasis pemanfaatan sumber daya genetik lokal secara kreatif dan arif.

id_IDIndonesian